Cakep dan Jelek
Ngerumpi. Bukannya saya tukang nguping, tanpa sengaja saya mendengar pembicaraan beberapa wanita cantik yang asik membicarakan sesuatu hingga mereka lupa kalau ada pendengar setia. Saya sendiri hanya senyum-senyum mendengar percakapan mereka.
“Tan, Kasian banget ya, bos kita yang cakep itu harus mutasi hanya kesalahan kecil saja, kata Ayuk kepada Intan.” “Ya…memang begitu Yuk, jika aja big bos mau lebih bijak, kan kata pepatah tak ada gading yang tak retak, balas Intan.”
Lagian pak Doddy jantan banget say, suka nolongin kita-kita ini, celetuk Ratna.” Meskipun kadang pak Doddy pendiam, tapi itu karena karakter dia yang cool, seloroh Rina.” “Istri pak Doddy juga baik dan cantik, pokoknya serasi banget, sambung Julia.”
“Tidak seperti bos tetangga itu, wajar aja kalau dia jahat, orang tampangnya aja kriminil gitu, sambung Intan.” “Terus…kemarin dia pura-pura nolongin aku dari preman, paling-paling preman itu asuhannya dia, sambung Ratna.” “Tapi aku heran, istrinya kok cantik banget ya, tanya Intan.” “Jangan-jangan dia pakai dukun tuh, celetuk Rina.”
Ternyata si Jelek selalu terpojok heee, meskipun ada yang bilang “Wajahnya boleh jelek tetapi hatinya baik.” 😆
Huahahaha, itu mereka kurang ajar banget, masa’ wajah orang dibilang “kriminil”… 😆
Dua hal yang berbeda selalu beriringan, ya Bli…semakin seru saja bila diperbincangkan… 😉
wuiii ….. ngeri denger rumpiannya … membayangkan kalau yg dirumpiin ternyata ada di pojokkan dan mereka nggak tahu bagaimana ya
Cakep atau Jelek …? itu sama sekali nggak penting …
Yang penting adalah … “Gurih” dan “Pulen”
hahaha
salam saya Bli
Ini dia…yang Gurih, Pulen, maknyosssssss….salam om
setuju dengan Mas eNHa…
gurih dan pulen itu penting sangat ….hahaha 😀 😀
salam